Tanamkan Wawasan Kemaritiman, Dekan FPIK UNPAD Undang Founder National Oceanographic Dalam PKKMB Tahun 2023
- Event
- 25 Aug 2023
Bandung
(24/08) Universitas Padjadjaran menyelenggarakan masa Pengenalan Kehidupan
Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tingkat universitas Tahun Akademik
2023/2024. Sebanyak 7.929 mahasiswa baru yang terdiri dari mahasiswa Program
Doktor, Magister, Subspesialis, Spesialis, Profesi, Sarjana dan Sarjana Terapan
menghadiri PKKMB hari pertama yang dilaksanakan di kampus Unpad Jatinangor pada
Senin (21/8/2023) yang kemudian dilanjutkan di tingkat fakultas. Seluruh
mahasiswa Unpad sedang melaksanakan pengenalan kehidupan kampus di fakultas
masing-masing termasuk mahasiswa FPIK Unpad yang melaksanakan prosesi
penerimaan mahasiswa baru pada 24-25 Agustus 2023.
“PKKMB ini tidak hanya merupakan prosesi penyambutan resmi kepada para mahasiswa baru oleh sivitas akademika Universitas Padjadjaran, tetapi juga merupakan inisiasi awal perkenalan saudara-saudara dengan kehidupan perguruan tinggi. Ini merupakan momen yang sarat makna dan harapan, karena hari ini bukan hanya awal dari perjalanan pendidikan Anda sebagai mahasiswa, tetapi juga simbol dari komitmen Unpad dalam menghasilkan generasi Indonesia Emas yang mampu mengukir prestasi gemilang di panggung dunia,” kata Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti dalam Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru.
Di
hari pertama masa Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB)
tingkat fakultas, FPIK Unpad membuat talkshow dengan tema “Menuju Insan Kreatif
dan Kolaboratif di Era Industri 4.0” yang mendatangkan narasumber dari internal
dan eksternal kampus diantaranya Manajer Bidang Akademik FPIK Unpad Dr. Eri
Bachtiar S.Si. M.Si, Direktur CV Agung Tosakin dan terakhir Kepala Kantor
Perwakilan Jakarta PT PAL Indonesia Mujizat Alam yang sekaligus merupakan
alumni FPIK Unpad dan Founder National Oceanographic.
Tahun ini terdapat lebih dari 400 mahasiswa baru FPIK Unpad mengikuti PKKMB tahun 2023. “Di tahun ini, terdapat 400 mahasiswa baru yang terdiri dari mahasiswa program sarjana (S1) studi perikanan, studi ilmu kelautan, program sarjana terapan (D4) studi pariwisata bahari dan program magister konservasi laut & perikanan " imbuh Dr. Eri Bachtiar.
Mujizat Alam menjelaskan tentang tantangan global yang harus dihadapi saat ini termasuk untuk bertahan dalam revolusi industri 4.0. “Indonesia dalam hal sektor maritim harus siap menghadapi revolusi Industri 4.0 agar tidak ketinggalan dengan negara lainnya dengan salah satunya melakukan investasi dalam pembangunan infrastruktur seperti teknologi informasi juga investasi pada pengembangan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM)”.
Perkembangan industri 4.0 adalah fenomena yang tidak dapat dihindari dan harus dihadapi dengan optimisme bahwa Indonesia akan mampu bersaing. Industri 4.0 memberikan peluang besar untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan sistem produksi, namun juga membawa tantangan dan risiko yang harus diatasi dengan serius. Revolusi Industri 4.0 memiliki potensi besar untuk mendorong percepatan pembangunan industri maritim. Teknologi-teknologi canggih yang termasuk dalam Revolusi Industri 4.0 dapat mengubah cara industri maritim beroperasi, berinovasi, dan berkompetisi.
“Kita
adalah negara maritim terbesar di dunia. Pembangunan industri maritim yang
inklusif dan berkelanjutan akan menjadi kunci dan dasar bagi pertumbuhan
ekonomi maritim untuk peningkatan PDB nasional. Kualitas SDM, infrastruktur,
dan penguasaan teknologi menjadi kekuatan utama
dalam pengembangan ekonomi maritim”
pungkas Mujizat Alam saat menjadi pembicara dalam acara Pengenalan Kehidupan
Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) FPIK
yang digelar di Gedung Aula FPIK Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang,
Jawa Barat.