Follow us

Peran Teknologi Pemetaan Laut Dalam Untuk Mendukung Program Batimetri Nasional, Utilitas Bawah Laut & Ekstensi Landas Kontinen Indonesia



Kepala BPPT Bapak Dr.Ir. Hammam Riza,M.Sc,IPU selaku Keynote Speaker 1 dalam WEBINAR Peran Teknologi Pemetaan Laut Dalam Untuk Mendukung Program Batimetri Nasional, Utilitas Bawah Laut & Ekstensi Landas Kontinen Indonesia menyampaikan bahwa pemetaan laut dalam adalah sangat penting di dalam upaya untuk menjawab berbagai isu isu baik itu secara global, nasional, dan regional. Dalam GEBCO 2019 menyampaikan dasar perairan laut dalam yang telah ditetapkan hanya kurang dari 18%, sementara itu 50% dari perairan pantai itu belum di survei dan itu secara global. Kurangnya kecukupan batimetri Global ini yang yang mestinya komprehensif yang akan memberikan kita upaya untuk mengatasi elemen elemen dasar dari apa yang kita ingin capai secara global.


Gambar 1.1 Kepala BPPT Bapak Dr.Ir. Hammam Riza,M.Sc,IPU

Persoalan  yang  sama  juga  terjadi  di  Indonesia, karena  terdapat  kelangkaan  data  batimetri nasional dan saat ini  batimetri nasional masih sebatas hasil inversi dari Gravity anomaly hasil pengolahan data altimetri dengan menambahkan data pemeruman(sounding) dari beberapa instansi seperti BIG,BPPT,PUSHIDROSAL,LIPI,P3GL,NGDC,BODC, dan lembaga lainnya dengan survei singlebearn echosounder maupun multibearn echosounder. Beliau juga menambahkan, Batimetri  merupakan  salah  satu  komponen  penting  dalam  sistem  informasi  Geospasial. Kerangka  kerjanya  memungkinkan  pengguna  untuk  mengumpulkan,  mengelola  dan menganalisis data Geospasial. Penyelenggara informasi Geospasial dilakukan melalui kegiatan pengumpulan pengolahan penyimpanan dan pengamanan. Big data pada Geospasial ini sebenarnya menjadi harapan kita dengan melakukan kolaborasi dengan seluruh stakeholder sehingga  informasi  geospasial  termasuk  datametri  yang  merupakan  salah  satu  komponen dalam membentuk informasi geospasial dasar ataupun IGD yang penting untuk menunjang perencanaan pembangunan ekonomi dan sosial.


Gambar 1.2 Batimetri dalam system informasi Geospasial

Aplikasi batimetri sebagai peta dasar wilayah CATegory Zone Of Confidence (CATZOC) yang merupakan   jaminan   atas   akurasi   informasi   peta   laut   dari   data   batimetri   yang   diolah berdasarkan standart International Hydrograpic Organization (IHO) selaku lembaga hisrografi internasional. Selain itu, Bimetri juga untuk penentuan utilitas bawah laut.


Gambar 1.3 Kapal yang telah berkontribusi dalam ekosistem riset dan inovasi kelautan

Dalam  penutupnya,  Beliau  menambahkan  bahwa  BPPT  memiliki  teknologi  pemetaan  laut secara lengkap untuk batimetri perairan dangkal sampai laut dalam, serta teknologi command center untuk operasi pengendalian survei laut menggunakan KR. Baruna Jaya. BPPT akan melaksanakan penguasaan teknologi, pelaksanaan visi-misi survei batimetri untuk memetakan dan menjalankan seluruh kegiatan yang bisa mendongkrak upaya kita menjadikan inovasi teknologi sebagai pengelola ekonomi (Innovation driven ekonomi ). Bapak Dr.Ir. Hammam Riza,M.Sc,IPU menyebutkan beberapa kapal riset termasuk Kapal Barunajaya juga Beliau mengucapkan terimakasih kepada seluruh stakeholder yang telah berkontribusi dalam membangun konsep enhelix dan dalam upaya kemajuan IPTEK di Indonesia. Beliau berharap, Sinergi dan kolaborasi di dalam upaya kita menciptakan ekosistem riset dan inovasi ini nanti akan diharapkan dikoordinasikan oleh badan riset inovasi nasional dapat membangun kemampuan di dalam ekosistem sehingga pemetaan laut dalam ini dapat terus ditingkatkan untuk Indonesia bagi seluruh masyarakat dimana sejatinya definisi dari  inovasi teknologi dan menghela perekonomian.

Referensi:
WEBINAR Peran Teknologi Pemetaan Laut Dalam Untuk Mendukung Program Batimetri Nasional, Utilitas Bawah Laut & Ekstensi Landas Kontinen Indonesia