Marine Bioresources and Vaccine : A Perspective from Biotechnology
- Dhieva Dhidan Irawan
- 24 Aug 2021
Moch Untung K.A, M.Si, Peneliti Lab. MICROMOL FPIK UNPAD menyampaikan bahwa keberadaan sumber hayati memiliki potensi yang fungsional bagi manusia terutama dalam pemanfaatan yakni jasa lingkungan untuk memberikan keseimbangan ekosistem, pemenuhan pakan dan makanan di mariculture, industry, dan untuk healthcare, pharmeuthical atau obat-obatan. Bioteknologi merupakan tools yang berperan sangat penting dalam bagaimana transformasi sumber hayati untuk keperluan energy, fungtional foods, dan pharmeuthical. Bioteknologi memberikan banyak tools atau kesempatan seperti bagaimana penggunaan rekayasa genetik untuk membuat sesuatu seperti transgenesis dari sesuatu yang ada di laut yang menjadi sumber bahasan tentang bagaimana pemanfaatan minyak hati ikan hiu sebagai komposisi vaksin Covid-19.
Pada 1916 peneliti asal Jepang Tsujimoto Mitsumaru menemukan minyak hati ikan hiu (shark liver oil squalene). Secara natural ikan hiu yang digunakan bukan hiu yang mudah di dapat sebagian ada di dasar laut (50-900m) atau deep sea sharks (Squalus SPP). Salah satu pemanfaatan Squalene untuk Adjuvant sebagai salah satu komponen umum untuk vaksin. Adjuvants memiliki komponen sedikit tetapi memiliki peran signifikan dalam vaksin untuk membantu kerja antigen memboosting imun dari penerima vaksin. Adjuvant tidak hanya dari Squalene, tetapi juga memanfaatkan salt, mineral, oil. Adjuvant memiliki potensi yang besar untuk vaksin karena dosis yang sedikit dan mendukung efektifitas sistem imun. Squalene menjadi pilihan beberapa jenis vaksin karena respon yang baik dan tidak ditemukan efek samping sehingga sasarannya diberikan kepada anak-anak dan lansia.
Gambar 1. Bapak Moch Untung K.A, M.Si– Peneliti Lab. MICROMOL FPIK
UNPAD memaparkan materi
Tidak semua jenis vaksin menggunakan Adjuvant. Banyak juga platform
vaksin yang tidak menggunakan. Adjuvant memiliki lisenced. Ada beberapa liscenced
Vaccines yang sumbernya berasal dari minyak hati ikan hiu seperti MF59 yang
menggunakan komponen Squalene dan juga AS03 yang dipakai pada beberapa virus
Influenza menggunakan komponen (shark liver oil squalene). Squalene tidak hanya
digunakan sebagai komponen vaksin tetapi juga digunakan sebagai penggunaan ain.
Adjuvant tidak hanya dari Squalene (ikan hiu) tetapi juga dari sumber yang lain
seperti beberapa tanaman zaitun yang juga mengandung Squalene. Tentunya teknik
yang digunakan juga berbeda agar mendapatkan Squalene yang lebih murni.
Lalu, bagaimana dengan vaksin Covid-19? Apakah menggunakan Squalene?
Informasi dari Sharkallies menyatakan bahwa ada 47 kandidat yang telah masuk
klinikal evaluasi dan 19 menggunakan Adjuvant. 5 diantara yang menggunakan
Adjuvant terindifikasi menggunakan Squalene yang sumbernya (shark liver oil
squalene). Beberapa vaksin seperti Modena (USA), BionTech (Germany), Pfizer
(USA), Astra Zenecea (UK) tidak menggunakan Adjuvant vaksin dan sebagian yang
digunakan bukan dari (shark liver oil squalene). Lalu bagaimana mengatasi keseimbangan Squalus
atau domestikasi hiu laut dalam. Tentunya pada Mariculture dapat menggunakan
rekayasa genetik untuk menjaga keseimbangan ekosistem atau dengan teknik biotek
lain yaitu mengganti Squalene menggunakan tanaman atau micro alga laut.
Referensi :
Ocean Talks 9.0: 2021 Series “Minyak Hati Ikan Hiu Sebagai Komposisi Vaksin
COVID-19, Potensi atau Ancaman?” Pada 21 Agustus 2021