Keselamatan Penyelaman Selam Rekreasi dan Technical
- Bramanta Candra Wijaya
- 25 Oct 2021
Pada sekitar tahun 1990, Michael Menduno dan Bill Hamilton memperkenalkan istilah selam technical. Lalu pada tahun 2000 Jarod Jablonski memperkenalkan metode prosedur selam technical dalam penyelaman rekreasi yang dikenal dengan istilah Doing It Right. Meskipun begitu, terdapat beberapa hal yang membedakan prosedur selam rekreasi dan technical.
Dalam selam rekreasi, batas
kedalaman yang diperbolehkan yaitu 40m, dan memiliki akses langsung ke
permukaan tanpa hambatan. Pada penyelaman technical, seorang penyelam dapat
mencapai kedalaman lebih dari batas selam rekreasi. Perbedaan tersebut membutuhkan
prosedur selam yang berbeda, seperti prosedur dekompresi, gas yang digunakan,
peralatan dan perlengkapan, serta lingkungan penyelaman.
Penyelaman technical membutuhkan
prosedur dekompresi, sedangkan pada penyelaman rekreasi tidak membutuhkan
prosedur tersebut. Prosedur dekompresi adalah prosedur penyelaman untuk
berhenti tiap kedalaman tertentu secara berkala untuk melakukan proses dekompresi
saat menuju kembali ke permukaan, sedangkan selam rekreasi merupakan penyelaman
non dekompresi, dimana penyelam rekreasi dapat menuju permukaan tanpa diharuskan
untuk melakukan prosedur dekompresi. Tabel yang digunakan pun berbeda, selam
technical menggunakan tabel selam dekompresi, sedangkan selam rekreasi menggunakan
tabel selam non dekompresi. Meskipun begitu, keduanya membutuhkan prosedur
safety stop, dimana penyelam berhenti di kedalaman lima meter selama tiga hingga
lima menit untuk membiarkan udara nitrogen keluar dari tubuh. Prosedur
dekompresi selam technical perlu direncanakan dengan teliti dan dijalankan
dengan sikap disiplin.
Untuk menyelam lebih dalam,
penyelam technical membutuhkan komposisi udara yang berbeda dengan penyelam
rekreasi. Pada selam rekreasi, umumnya penyelam menggunakan udara biasa, udara
yang sehari-hari dihirup yang memiliki kadar oksigen 21%, atau menggunakan
kadar oksigen 32% untuk menyelam lebih lama. Pada selam technical, penyelam
perlu menggunakan gas campuran untuk menyesuaikan dengan fisiologi tubuhnya
akibat pengaruh tekanan yang lebih besar. Udara yang digunakan memiliki
komposisi oksigen yang beragam. Udara dengan oksigen yang lebih tinggi digunakan
untuk mempercepat proses dekompresi, sedangkan udara dengan kadar oksigen yang
lebih rendah digunakan untuk menghindari keracunan oksigen dengan menghirup kadar
oksigen yang setara dengan tekanan parsial 1.4 saat menyelam
Peralatan yang digunakan juga
berbeda, karena dalam selam technical dibutuhkan berbagai campuran udara dan
menerapkan sistem redundansi, maka tabung dan regulator yang digunakan umumnya
lebih banyak dari selam rekreasi. Banyaknya alat tersebut, maka dibutuhkan BCD
(bouyancy compensator device) yang memiliki daya apung lebih besar. Selain itu
untuk menyelam lebih dalam, penyelam perlu menggunakan insulasi tubuh optimal,
seperti hood, wetsuit tebal dan drysuit, karena umumnya laut dalam memiliki
suhu yang lebih dingin.
Perbedaan prosedur dan peralatan dikarenakan lingkungan penyelaman yang cukup jauh berbeda. Pada selam rekreasi, tidak terdapat hambatan atau halangan bagi penyelam untuk dapat menuju permukaan. Sedangkan dalam selam technical, lingkungan yang diselami memiliki halangan, secara fisik maupun non-fisik. Halangan fisik tersebut muncul ketika penyelam memasuki gua atau bangkai kapal, dan halangan non-fisik yang dimaksud yaitu batas dekompresi, yang menghalangi penyelam technical untuk langsung menuju permukaan meskipun tidak terdapat halangan secara fisik. Selain itu lingkungan penyelaman dengan halangan fisik dapat menimbulkan bahaya terjebak atau tersangkut.
Semua penyelaman memiliki prinsip
keselamatan yang sama, baik rekreasi maupun technical, yaitu penyelam kembali
ke permukaan dengan aman dan selamat. Dalam mewujudkan hal tersebut, maka
diperlukan perencanaan penyelaman, prosedur pre-dive safety check, melakukan
buddy check, serta adanya prosedur darurat. Semua penyelaman memiliki potensi
bahaya seperti narcosis, keracunan udara, dekompresi, dan bahaya dari lingkungan
penyelaman. Narkosis dapat menyebabkan disorientasi dan ketidakmampuan untuk
melakukan tindakan yang benar, keracunan gas dapat menyebabkan penyelam menjadi
sakit atau cedera, serta gas inert dalam tubuh dalam pengaruh tekanan dapat menyebabkan
penyakit dekompresi. Namun tingkat resiko antara rekreasi dan technical berbeda,
dalam selam technical tingkat resiko yang dihadapi lebih tinggi. Maka, umumnya penyelam
technical lebih teliti dalam perencanaan dan disiplin dalam menjalankan rencana
penyelaman, termasuk prosedur penyelaman.
Aspek keselamatan yang utama dalam penyelaman yaitu komitmen terhadap keselamatan diri kita sendiri dan buddy. Sikap komitmen tersebut perlu diterapkan terhadap hal-hal berikut:
1. Mengikuti training dan memahami setiap elemen pengetahuan dan skill yang diajarkan. Penyelam harus komitmen untuk terus mengasah keterampilan, terutama bouyancy control.
2. Membiasakan diri untuk membuat perencanaan penyelaman yang baik dan lengkap.
3. Mengenali dan menguasai konfigurasi perlengkapan sendiri dan buddy, terutama BCD dan pemberat.
4. Membiasakan diri dan disiplin melakukan pre-dive safety check dan penyelaman bersama buddy. Memastikan diri agar selalu dalam jangkauan buddy
5. Menyelam dalam kondisi bugar dan merasa nyaman. Siapapun dapat membatalkan penyelaman apapun dan kapanpun, dengan alasan apapun.
Salah satu komitmen diatas untuk
membuat perencanaan penyelaman baik dan lengkap. Seorang penyelam rekreasi
dapat menggunakan pendekatan technical dalam menyusun rencana penyelaman. Hal
pertama yang harus dilakukan yaitu menentukan tujuan penyelaman, semua penyelam
dalam suatu penyelaman harus memiliki tujuan yang sama. Setelah itu, menentukan
batas kedalaman maksimal dan bagaimana profil penyelaman, profil penyelaman
yang baik dimulai dari kedalaman yang paling dalam, lalu perlahan-lahan naik ke
permukaan tanpa kembali turun menuju kedalaman sebelumnya. Lalu penyelam tersebut
perlu menentukan jenis gas yang akan digunakan, untuk dapat bertahan lebih lama
dalam batas non dekompresi, udara dengan kandungan oksigen lebih tinggi sangat disarankan.
Tidak hanya jenis gas, penyelam perlu melakukan perhitungan rencana konsumsi
gas. Hal ini dapat dilakukan menggunakan metode RMV (respiratory minute volume)
sehingga didapatkan hasil konsumsi udara sekian liter per menit, Untuk
mengetahui lebih jauh mengenai hal ini, penyelam dapat bertanya kepada
instruktur. Konsumsi udara tidak dapat berdasarkan perhitungan penyelam lain,
karena setiap penyelam memiliki tingkat metabolisme yang berbeda yang
berpengaruh dalam konsumsi udara. Hal terakhir yaitu, menyusun rencana tindakan
darurat, termasuk skenario jika terpisah dengan buddy. Hal-hal penting di atas
dapat ditulis pada slate/sabak (wet notes), agar dapat dibawa saat menyelam,
sebagai alat pengingat mengenai rencana penyelaman.
Prosedur penyelaman dalam selam
rekreasi juga dapat dilakukan pendekatan technical. Hal dasar yang dapat
diterapkan yaitu komitmen pada rencana penyelaman yang telah dibuat bersama
buddy, tetap fokus pada rencana dan tidak melakukan hal-hal diluar rencana tersebut.
Dalam menjalankan rencana tersebut, penyelam rekreasi dapat menggunakan metode
“Rule of Third” dalam manajemen konsumsi gas, dimana dua per tiga udara digunakan
untuk menyelam, dan sepertiga lainnya untuk antisipasi kondisi darurat. Salah satu
cara untuk mencegah kedaruratan yaitu dengan melakukan bubble check, memeriksa kebocoran
yang muncul dari peralatan. Penyelaman segera dibatalkan jika terdapat kebocoran,
karena saat turun di kedalaman, volume udara pada tabung akan berkurang dan waktu
penyelaman menjadi lebih singkat. Hal lain yang berkaitan dengan kedaruratan
yaitu, jarak antara seorang penyelam dengan buddy. Jika jarak terlalu jauh,
seorang penyelam akan kesulitan untuk membantu penyelam lain dalam penanganan
kedaruratan. Setelah penyelaman mencapai batas waktu atau konsumsi udara,
segera akhiri penyelaman tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.
Jika seorang penyelam rekreasi
memiliki minat dalam penyelaman technical, penyelam tersebut disarankan untuk
mempelajari penyelaman technical dengan instruktur yang berkompetensi dalam
bidang tersebut, dan tidak menyarankan untuk belajar mandiri demi keselamatan
penyelam itu sendiri. Penyelaman technical membutuhkan pembelajaran dan latihan
intensif dengan pendampingan seorang instruktur.
Referensi: Rendra Hertiadhi, 25
September 2021, dalam Webinar Diving Safety: Recreational and Technical.