Keselamatan Pelayaran Navigasi Kapal Sangat Dipengaruhi Oleh Kualitas Data Hidro-Oseanografi
- Rademta Maria Nafurbenan
- 09 Sep 2021
Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut Dr Agung Prasetiawan , M.A.P selaku Keynote Speaker dalam WEBINAR Peran Teknologi Pemetaan Laut Dalam Untuk Mendukung Program Batimetri Nasional, Utilitas Bawah Laut & Ekstensi Landas Kontinen Indonesia menyampaikan materi terkait fungsi dan Program kerja TNI-AL dalam lingkungan basis Kemaritiman TNI-ALmemiliki kewenangan dan logalitas tunggal di bidang hidrografi dalam menyiapkan dan menyediakan data dan informasi Hidro-oseanografi berupa peta laut peta kertas maupun peta navigasi elektronik, semua kapal harus memiliki peta laut navigasi elektronik (ENC) dengan menggunakan Electronic Chart Display and Information System (ECDIS) sesuai standar. Keselamatan pelayaran navigasi kapal sangat dipengaruhi oleh kualitas data peta suatu wilayah dan buku-buku nautika
Gambar1. Dr. Agung Prasetiawan , M.A.P Laksdya TNI Komandan Pushidros TNI-AL dalam memaparkan materi fungsi Hidrografi Militer
Maritim memiliki tantangan pembangunan yang kompleks, diantaranya adalah data Hidrografi yang harus akurat, mutakhir dan mudah di akses, teknologi dan standardisasi hidrografi data maritim nasional serta pengaturan dan pemanfaatan laut. Layanan keselamatan maritim, survei hidrografi, peta laut dan publikasi nautika kemudian dalam memberikan pelayanan melalui produk yang di hasilkan ada pun menilaian terhadap Hydrospatial Risk Variables yang mempunyai resiko yaitu penilaian kedalaman area Marine Traffic, Data Quality & Age, Depths & Marine Accidents yang di gunakan kapal untuk menelusuri perairan indonesia.
Dalam hal ini TNI-AL mengantisipasi agar tidak terjadi kecelakan-kecelakan di perairan Indonesia hal ini penting di lakukan Kasal (Kepala Staf angkatan laut) yang pada tahun 2023 akan dilaksanakan International Maritime Organization (IMO), Inter-Government Oceanographic Commision (IOC) ,namesas harus mampu menyajikan data kelautan yang akurat secara sistematis.
Gambar 2 Data kedalaman Laut
Dalam hal ini data kedalaman perairan Indonesia/ kedalaman laut 33% (0-200 m) data kedalaman lebih dari 67%(>200m) sangat penting untuk militer yang bertugas di perairan untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan program kerja ada pun dalam data peta memiliki ketaatan dalam melakukan aturan kemaritiman di laut indonesia adapun kecelakaan laut yang berdampak nasional yang pertama Kandasnya atau terantuknya kapal My Caledonian sky (berbendera bahama) di Raja ampat (papua barat), kebocoran pipa bawah laut di perairan balikpapan akibat terkena jangkar, kerusakan pipa pertamina dan polusi minyak mentah karena nakhoda tidak memahami arahan kapal pandu , simbol-simbol dalam peta laut , sehingga jangkar kapal menghantam pipa minyak laut milik pertamina yang mengakibatkan pipa minyak bawah laut milik pertamina yang mengakibatkan tumpahnya minyak mentah di teluk balikpapan
Ada pun pemanfaatan tata kelola Maritime Boundary Indonesia- Singapore dalam hal ini lebih mengutamakan batas maritim, pembangunan infrastruktur di pelabuhan, pengelolahan kabel pipa bawah laut dan perlindungan lingkungan bawah laut hal ini dipertegas oleh International Maritime Organization (IMO). Tatanan kedepan dibutuhkan ketersediaan data yang akurat dan infrastruktur spesial yang andal Demikian dengan Dasar Hukum 107 tahun 2020 tentang timnas yang mengatur tentang penataan alur pipa/kabel bawah laut di seluruh Indonesia dengan pemetaan yang sudah disebarluaskan untuk kemaritiman bawah laut serta keselamatan di perairan IndonesIa.
Referensi:
WEBINAR Peran Teknologi Pemetaan Laut Dalam Untuk Mendukung Program Batimetri Nasional, Utilitas Bawah Laut & Ekstensi Landas Kontinen Indonesia