Follow us

Keselamatan Pelayaran Navigasi Kapal Sangat Dipengaruhi Oleh Kualitas Data Hidro-Oseanografi



Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut Dr Agung Prasetiawan , M.A.P selaku Keynote Speaker dalam WEBINAR Peran Teknologi Pemetaan Laut Dalam Untuk Mendukung Program Batimetri Nasional, Utilitas Bawah Laut & Ekstensi Landas Kontinen Indonesia menyampaikan materi terkait fungsi dan Program kerja TNI-AL dalam lingkungan basis Kemaritiman TNI-ALmemiliki kewenangan dan logalitas tunggal di bidang hidrografi dalam menyiapkan dan menyediakan data dan informasi  Hidro-oseanografi berupa peta laut peta kertas maupun peta navigasi elektronik, semua kapal  harus memiliki peta laut navigasi elektronik (ENC) dengan menggunakan Electronic Chart Display and Information System (ECDIS) sesuai standar. Keselamatan pelayaran navigasi kapal sangat dipengaruhi oleh kualitas data peta suatu wilayah dan buku-buku nautika


Gambar1. Dr. Agung Prasetiawan , M.A.P Laksdya TNI Komandan Pushidros TNI-AL dalam memaparkan materi fungsi Hidrografi Militer

Maritim memiliki tantangan pembangunan yang kompleks, diantaranya adalah data Hidrografi yang harus akurat, mutakhir dan mudah di akses, teknologi dan standardisasi hidrografi data maritim nasional serta  pengaturan dan pemanfaatan laut. Layanan  keselamatan  maritim,  survei  hidrografi,  peta laut  dan publikasi nautika kemudian dalam memberikan pelayanan melalui produk yang di hasilkan ada pun menilaian terhadap Hydrospatial Risk Variables yang mempunyai resiko yaitu penilaian kedalaman area Marine Traffic, Data Quality & Age, Depths & Marine Accidents yang di gunakan kapal untuk menelusuri perairan indonesia. 

Dalam hal ini  TNI-AL mengantisipasi agar tidak terjadi kecelakan-kecelakan di perairan Indonesia hal ini penting di lakukan Kasal (Kepala Staf angkatan laut) yang pada tahun 2023 akan  dilaksanakan  International  Maritime  Organization  (IMO),  Inter-Government Oceanographic Commision (IOC) ,namesas harus mampu menyajikan data kelautan yang akurat secara sistematis.


Gambar 2 Data kedalaman Laut

Dalam hal ini data kedalaman perairan Indonesia/ kedalaman laut 33% (0-200 m) data kedalaman  lebih  dari  67%(>200m)  sangat  penting  untuk  militer  yang  bertugas  di perairan untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan program kerja ada pun dalam data peta memiliki ketaatan dalam melakukan aturan kemaritiman di laut indonesia adapun kecelakaan laut yang berdampak nasional yang pertama Kandasnya atau terantuknya kapal  My  Caledonian   sky  (berbendera  bahama)  di  Raja  ampat  (papua  barat), kebocoran pipa bawah laut di perairan balikpapan akibat terkena jangkar, kerusakan pipa pertamina dan polusi minyak mentah karena nakhoda tidak memahami arahan kapal pandu , simbol-simbol dalam peta laut , sehingga jangkar kapal menghantam pipa minyak  laut  milik  pertamina  yang  mengakibatkan  pipa  minyak  bawah  laut  milik pertamina yang mengakibatkan tumpahnya minyak mentah di teluk balikpapan

Ada pun pemanfaatan tata kelola  Maritime  Boundary Indonesia- Singapore  dalam hal ini  lebih  mengutamakan   batas  maritim,  pembangunan  infrastruktur   di  pelabuhan, pengelolahan kabel pipa bawah laut dan perlindungan lingkungan bawah laut hal ini dipertegas   oleh   International   Maritime   Organization   (IMO).   Tatanan   kedepan dibutuhkan  ketersediaan  data  yang  akurat  dan  infrastruktur  spesial  yang  andal Demikian  dengan   Dasar  Hukum  107  tahun  2020  tentang  timnas  yang  mengatur tentang penataan alur pipa/kabel bawah laut di seluruh Indonesia dengan pemetaan yang  sudah  disebarluaskan  untuk  kemaritiman  bawah  laut  serta  keselamatan  di perairan IndonesIa.

Referensi:

WEBINAR Peran Teknologi Pemetaan Laut Dalam Untuk Mendukung Program Batimetri Nasional, Utilitas Bawah Laut & Ekstensi Landas Kontinen Indonesia