Follow us

Wilayah Kutub Yang Akan Mengalami "Kepunahan"



    Belakangan ini, kabar mengenai wilayah kutub yang mulai mencair memang sudah tidak terdengar begitu vokal seperti beberapa tahun ke belakang. Namun hal ini bukan berarti bahwa wilayah tersebut sudah dalam keadaan yang baik-baik saja. Banyak penelitian yang kini tengah berfokus pada percobaan-percobaan menemukan kehidupan di luar angkasa namun sayangnya mulai sedikit yang berfokus pada bagaimana cara menyelamatkan bumi itu sendiri. Salah satunya adalah menjaga wilayah kutub dari kemungkinan “kepunahan”. Memangnya apakah mungkin wilayah kutub yang memiliki bongkahan es sebegitu banyak dan besarnya bisa mencair? Jawabannya tentu bisa.

Berikut adalah fakta-fakta mengenai kutub utara dalam beberapa tahun:

  1. Penelitian yang setidaknya melibatkan 300 pakar iklim dunia dari 8 negara, melakukan pengukuran di wilayah-wilayah yang berbatasan dengan kutub utara. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa setidaknya dalam 30 tahun terakhir lapisan es di kutub utara sudah mengalami penyusutan sekitar 990.000 km2.
  2. Penyusutan es di kutub utara tentu bukan kabar yang baik, hal ini akan mempengaruhi kondisi tinggi muka laut. Bukan hanya wilayah yang berada di sekitar kutub namun juga mengingat volume es yang mencair cukup banyak maka volume air yang ada di laut pun akan terus meningkat.
  3. Peneliti asal Jerman yang fokus mengenai kondisi kutub memprediksi bahwa arus lebih hangat di bawah kawasan Kutub Selatan akan makin cepat mencairkan es. Akibatnya muka air laut akan meningkat 4 mm/tahun.
  4. Selama ini para peneliti berfokus pada kawasan es abadi yang berada di Laut Amundsen di barat Kutub Selatan, namun peneliti Jerman yaitu Hartmut Hellmer menemukan bahwa kontribusi meningkatnya volume air di kawasan kutub mengarah ke lapisan es Flichner-Ronne yang mengapung di kawasan Laut Weddell di bagian selatan Antartika.
  5. Dari hasil perhitungan model yang dilakukan oleh para peneliti di Bremerhaven menunjukkan bahwa kawasan Laut Weddell terpengaruh oleh adanya fluktuasi iklim dimana hal ini menyebabkan massa air yang lebih hangat di Laut Weddell dalam beberapa decade mendatang akan menggerus lapisan es Flichner-Ronne.

    Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Chriss Mooney dan Jason Samenow pada tahun 2016, kondisi temperatur wilayah Arctic pada saat itu merupakan kondisi terpanas yaitu  mencapai 20o C. Padahal saat itu adalah musim gugur dan sudah mendekati periode masuk musim dingin, pada kondisi normal seharusnya temperatur di wilayah ini sekitar 7o C karena bahkan matahari pun jarang terlihat.


Gambar 2. Kondisi Temperatur Wilayah Arctic Tahun 2016
(Sumber: The Washington Post, 2016)

Hal yang sama juga terjadi pada kondisi tutupan es, dimana tutupan es yang terjadi lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.


Gambar 3. Grafik Tutupan Es di Wilayah Arctic
(Sumber: The Washington Post, 2016)        


    Seorang pakar mengenai wilayah Arctic di Universitas Rutgers, Jennifer Francis mengatakan bahwa yang menyebabkan terjadi hal yang tidak biasa ini dikarenakan perubahan iklim yang terus terjadi hampir di seluruh dunia dimana pada tahun 2016 merupakan tahun dengan kondisi suhu terpanas di wilayah Arctic. Kemudian seorang ahli meteorology Richard James yang telah melakukan penelitian dengan sekitar 19 stasiun pengamat cuaca dalam beberapa bulan  menunjukkan bahwa area Arctic setidaknya sudah “dibanjiri” oleh massa air yang hangat sejak Oktober 2016.

    Dari serangkaian fakta-fakta mengenai kondisi kutub dan wilayah sekitarnya, tentu bukan hal yang patut dianggap disepelekan. Meskipun sampai saat ini lapisan es di wilayah kutub masih ada dan jumlahnya besar, mengingat kondisi bumi yang terus mengalami perubahan terutama peningkatan suhu, bukan hal mustahil bahwa dalam beberapa puluh tahun ke depan, seluruh lapisan es akan mencair. Selagi masih ada waktu dan kesempatan untuk menyelamatkan bumi, mengapa tidak kita mulai dari saat ini?

Referensi