Follow us

Pentingnya Teknologi Pemetaan Laut Dalam Guna Eksplorasi Sumber Daya Alam



Pada  tanggal  31  Agustus  2021  telah  dilaksanakan  webinar  yang  diadakan  BPPT sebagai rangkaian acara perayaan ulang tahun BPPT yang ke-43. Webinar tersebut dihadiri oleh banyak pembicara yang sangat berkompeten salah satunya iyalah Bapak Ir. Muhammad Irfan selaku Perekayasa Madya BPPT, dalam webinar tersebut beliau menyampaikan materi terkait “Tinjauan Umum Teknologi Pemerataan Laut Dalam dan Sarana Pendukungnya”. Beliau juga melanjutkan pemaparan dari pemateri-pemateri sebelumnya mengenai Batimetri Nasional.


Gambar 1 . Bapak Ir. Muhammad Irfan, M.Eng, Perekayasa Madya-BPPT

Dalam paparannya beliau menyebutkan bahwa Data Batimetri ini sendiri   sangat penting  karena  telah  ditulis  dalam  hukum  pada  UU  Nomor  4  Tahun  2011  yang merupakan informasi geospasial dasar yang diselenggarakan oleh pemerintah secara bertahap dan dimutakhirkan secara periodik dalam jangka waktu tertentu. Beliau juga menyebutkan bahwa dikarenakan data Batimetri sendiri sangatlah penting sehingga wajib hukumnya untuk melakukan survei kelautan, sehingga dibutuhkan 2 komponen yang sangat penting yakni Kapal Riset Pemerintah Indonesia dan Teknologi Survei Kelautan yang nanti hasil akhirnya didapatkan data Batimetri Nasional.


Gambar 2 Penyelenggaraan Batimetri Nasional

Data Batimetri ini sendiri didapatkan dari beberapa data yakni Data Pemeruman (SBES/MBES)  yang  didapatkan  dan  diolah  oleh  beberapa  instansi,  ada  juga  Data Satelit Altimetri, dan terakhir dari data Batimetri Global yang nantinya semua data tersebut akan di kompilasikan dan diolah oleh Badan Informasi Geospasial.

Dalam paparannya beliau menjelaskan bahwa dari batasan 200m sudah menginjak batasan laut dalam yang dimana laut dalam ini sendiri sinar matahari sudah berkurang, pasokan makanan juga sudah berkurang dan terjadi perubahan komposisi taksonomi hewan dan gaya hidup hewan. Sehingga dibutuhkan teknologi pemetaan laut dalam guna mengeksplorasi sumberdaya alam yang ada di laut dalam tersebut. Secara umum terdapat beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk pemetaan lautan adalah Multibeam echosounder, Slide Scan Sonar, Sub Bottom Profiler, Marine Magnetometer, dan lainnya. Dari beberapa teknologi yang tersedia ini menurut beliau yang paling cocok untuk pemetaan laut dalam berdasarkan efisiensi dan efektifitasnya adalah teknologi Multibeam Ecosounder (MBES), karena dengan alat ini dapat menghasilkan manfaat yang lebih selain fungsi utamanya sebagai alat pemetaan Batimetri, yakni untuk pemetaan potensi dasar laut secara global dan eksplorasi sumberdaya alam bawah laut


Gambar 3. Teknologi Survei Kelautan

Data yang dihasilkan oleh Multibeam Echosounder sendiri terdapat 3 jenis yakni data kedalaman yang berupa data batimetri, kemudian data backscatter untuk mengetahui karakter fisik permukaan, dan yang terakhir data Water Colum yakni data untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada di atas permuukaan dasar laut. Selain itu dengan menggunakan teknologi multibeam ini pemetaan yang akan di lakukan akan lebih cepat karena luasan pemetaan yang dapat dilakukan juga lebih luas.


Gambar 4. Produsen MBES

Dalam paparannya beliau juga menjelaskan bahwa untuk alat MBES ini sendiri sudah banyak diproduksi oleh berbagai negara. Namun untuk produsen MBES untuk laut dalam sendiri hanya ada 3 produsen yakni Kongsberg yang berasal dari Norwegia, Teledyne Marine dari USA dan Wartsila ELAC Nautic yang berasal dari Germany. BPPT sendiri telah memiliki alat MBES ini sendiri yang sudah ditanamkan di beberapa kapal yang di miliki BPPT


Gambar 5. Sarana Pendukung Kapal Riset Pemerintah Indonesia

Bapak Irfan menyebutkan dalam paparannya bahwa pemerintah memiliki 12 kapal riset dari 5 instansi pemerintah yang dapat dimandaatkan untuk program batimetri nasional perairan laut yang luas di   Republik Indonesia. Selain itu beliau juga menjelaskan tempat bersandarnya kapal riset itu sendiri berada di Pelabuhan Perikanan Samudra Nizam Zachman Jakarta. Beliau juga berharap agar pelabuhan tersebut tidak hanya dijadikan tempat besrsandar saja namun juga menjadi laboratorium pengelolahan data kelautan serta gudang atau workshop untuk kapal riset.

Referensi:

WEBINAR Peran Teknologi Pemetaan Laut Dalam Untuk Mendukung Program Batimetri Nasional, Utilitas Bawah Laut & Ekstensi Landas Kontinen Indonesia