Kepedulian Kita Terhadap Hewan Laut Yang Terancam Punah Penyu Laut (Chelonioidea)
- Anwar
- 05 Feb 2021
Penyu
merupakan salah satu fauna yang dilindungi karena populasinya terancam punah. Ada
7 jenis penyu di dunia dan 6 di antaranya terdapat di indonesia. Jenis yang ada
di Indonesia adalah Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys
imbricata), Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea). Penyu belimbing (Dermochelys
cooriacea), Penyu Pipih (Natator depressus), dan Penyu Tempayan (Caretta
caretta). Penyu telah mengalami penurunan jumlah populasi dalam jangka
waktu terakhir ini bahkan beberapa spesies terancam kepunahan. Di alam,
penyu-penyu yang baru menetas menghadap ancaman kematian dari hewan-hewan
seperti kepiting, burung, dan reptilia lainnya seperti biawak. Ancaman yang
paling besar bagi penyu di Indonesia, seperti juga halnya di seluruh dunia,
adalah manusia. Pembangunan daerah pesisir yang berlebihan telah mengurangi
habitat penyu untuk bersarang.
Peran
Pentingnya Penyu Laut Bagi Ekosistem
1. Pemeliharaan
habitat.
a. Padang
lamun - Penyu Hijau memakan Daun-daun di padang lamun, memelihara padang lamun
dari kerimbunan yang berlebihan yang mencegah masuknya sinar matahari dan terhambatnya
alir nutrient. Selain itu konsumsi padang lamun juga mengurangi konsentrasi
nitrogen di dasar laut dari dekomposisi daun-daun tua.
b. Terumbu
karang - Penyu sisik mengkonsumsi bunga karang, dan dengan demikian mencegah
ekspansi bunga karang memperluas koloninya. Cabikan penyu sisik pada bunga
karang juga memungkinkan binatang-binatang kecil lain menembus dan memakan
bunga karang seperti Geodia sp. yang memiliki perlindungan duri-duri
silika yang padat.
c. Peningkatan
kualitas pesisir – Telur-telur penyu secara langsung maupun tidak langsung
memperbaiki kualitas wilayah tempat bertelur. Telur-telur yang tidak menetas
akan menambah konsterasi nutrient, terutama nitrogen, fosfor dan kalium.
Nutrien-nutrien ini membantu pertumbuhan vegetasi dan dengan demikian juga
meningkatkan stabilisasi daerah tersebut. Vegetasi yang tumbuh memberikan
sumber makan bagi binatang-binatang herbivora, dan dengan demikian berpengaruh
terhadap sebaran spesies. Telur-telur penyu juga merupakan sumber makanan bagi
banyak predator, yang mendistribusikan Kembali nutrient lewat feses mereka.
2. Keseimbangan
jarring-jaring makanan
a. kontrol
populasi ubur-ubur – Penyu belimbing memangsa banyak ubur-ubur sebagai makanan
utama mereka, dan 1 ekor penyu diketahui memakan hampir 200kg ubur-ubur setiap
hari. Ubur-ubur adalah pemakan telur-telur dan larva ikan. Berkurangnya jumlah
penyu akan menyebabkan ledakan populasi ubur-ubur dan mengurangi jumlah ikan di
laut.
b. Pemasokan
makanan bagi ikan – Epibiont yang tumbuh pada karapas penyu merupakan sumber
makanan bagi beberapa jenis ikan dan udang. Selain itu, penyu dan telurnya juga
merupakan sumber makanan bagi banyak binatang lain di darat, di udara, dan di
dalam laut.
3. Sikluasi
nutrient lebih baik.
Pada
butir 1c di atas telah disebutkan peran penyu dalam siklus nutrient darat.
Namun perbaikan siklus nutrient juga terjadi di dasar laut. Saat penyu tempayan
mencari mangsaa di dasar laut, mereka menciptakan jejak di sedimen saat mereka
menyapu pasir dengan sirip mereka untuk mengekspos mangsa. Perilaku ini
mempengaruhi aerasi dan distribusi sedimen, dan juga keragaman spesies dan
dinamika ekosistem dasar lalut.
4. Pengadaan
habitat
Pada
butir 2b di atas telah disinggung mengenai epibiont. Penyu tempatan
diketahui memiliki lebih dari 100 spesies epibiont pada karapas mereka.
Selain itu, karapas penyu merupakan tempat tinggal yang lebih aman bagi epibiont
dibandingkan substratum lain, dan memungkinkan sebarann spasial spesies-spesies
epibiont yang sangat luas.
Ancaman
Terhadap Populasi Penyu Laut
Ada
banyak ancaman alami terhadap populasi penyu, sebagian besar merupakan ancaman
dari predator mereka. Namun ancaman terbesar berasal dari manusia dan
kegiatan-kegiatannya, termasuk pengambilan penyuu dan telur-telurnya untuk di
konsumsi atau cinderamata, degradasi kualitas tempat bertelur, dan polusi. Dari
kegiatan-kegiatan tersebut, pegambilan penyu dan telurnya untuk dikonsumsi
merupakan ancaman terbesar.
Pengaruh
sampah plastic, strofoam, dan sampah lain di laut terhadap penyu telah
diketahui dan dipublikasi oleh banyak pakar. Sampah-sampah ini dimakan terhadap
penyu yang mengira itu makanan, masuk ke dalam saluran pernafasan mereka, atau
menjerat mereka hingga tenggelam.
Apakah
Masyarakat Masih Peduli Dengan Kelestarian Penyu di laut?
Ada
2 kelompok masyarakat, yaitu pertama masyarakat yang masih tidak peduli dengan
habitat penyu dan kedua masyarakaat yang masih peduli dengan penyu yaitu dengan
melakukannya konservasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat melalui para
mahasiswa & para penelitian di bidang perlindungan satwa yang terancam
punah, seperti di Bintan Resorts masyarakat di sana melakukan survei di mulai
pada tahun 2004 selama 2 tahun. Survei sepanjang 11 km dilakukan secara rutin.
Saat survei dilakukan (sebagian besar oleh relawan), diperoleh pengetahuan
bahwa lebih dari 90% teluur di ambil oleh masyarakat untuk dikonsumsi atau
memperoleh pendapatan.
Pada
tahun 2005, berbekal pengetahuan dari Nanyang Technological University dan
National University Singapore, penangkaran penyu mulai dibangun. Pembelajaran
juga diberikan kepada masyarakat setempat mengenai pentingnya menjaga populasi
penyu dan lingkungan pesisir.
Bagaimana
Tindakan Pemerintahan Dalam Menangani Kasus Ini?
Pemerintahan
melakukan kegiatan Konservasi Penyu terhadap masyarakat. Konservasi merupakan
salah satu kegiatan yang diharapkan dapat mencegah punahnya habitat penyu,
mencegah adanya pemanfaatan penyu demi kepentingan komersial seperti penjualan
telur penyu, daging, maupun cangkang dan dapat menjadi sarana berbagai ilmu
atau edukasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya konsevasi penyu demi
menjaga habitat penyu di Indonesia agar tidak punya.
Berdasarkan
peraturan perundang-undangan jenis Penyu Belimbing dilindungi berdasarkan SK
Menteri Pertanian No.327/Kpts/Um/5/1987; Penyu Tempayan dan Lekang dilindungi
berdasarkan SK Menteri Pertanian No.716/Kpts/Um/10/1980; Penyu Sisik dan Penyu
Pipih dilindungi berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.882/Kpts-II/1992, dan
Penyu Hijau yang termasuk kedalam 6 jenis penyu yang dilindungi berdasarkan PP
No.7/1999 tentan pengawetan tumbuhan dan satwa.
REFERENCES
Ario. R., E. Wibowo., I. Praktikto., S.
Fajar. 2016. Pelestarian Habitat Penyu Dari Ancaman Kepunahan Di Turtle
Cinservation And Education Center (TCEC), Bali. Junral Kelautan Tropis. 19(1):
60-66
Samanya. R. 2015. Biologi Konservasi Penyu
Laut. Jurnal Biologi: 1-10