Follow us

Kepedulian Kita Terhadap Hewan Laut Yang Terancam Punah Penyu Laut (Chelonioidea)



Penyu merupakan salah satu fauna yang dilindungi karena populasinya terancam punah. Ada 7 jenis penyu di dunia dan 6 di antaranya terdapat di indonesia. Jenis yang ada di Indonesia adalah Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea). Penyu belimbing (Dermochelys cooriacea), Penyu Pipih (Natator depressus), dan Penyu Tempayan (Caretta caretta). Penyu telah mengalami penurunan jumlah populasi dalam jangka waktu terakhir ini bahkan beberapa spesies terancam kepunahan. Di alam, penyu-penyu yang baru menetas menghadap ancaman kematian dari hewan-hewan seperti kepiting, burung, dan reptilia lainnya seperti biawak. Ancaman yang paling besar bagi penyu di Indonesia, seperti juga halnya di seluruh dunia, adalah manusia. Pembangunan daerah pesisir yang berlebihan telah mengurangi habitat penyu untuk bersarang.

Peran Pentingnya Penyu Laut Bagi Ekosistem

1.      Pemeliharaan habitat.

a.  Padang lamun - Penyu Hijau memakan Daun-daun di padang lamun, memelihara padang lamun dari kerimbunan yang berlebihan yang mencegah masuknya sinar matahari dan terhambatnya alir nutrient. Selain itu konsumsi padang lamun juga mengurangi konsentrasi nitrogen di dasar laut dari dekomposisi daun-daun tua.

b.   Terumbu karang - Penyu sisik mengkonsumsi bunga karang, dan dengan demikian mencegah ekspansi bunga karang memperluas koloninya. Cabikan penyu sisik pada bunga karang juga memungkinkan binatang-binatang kecil lain menembus dan memakan bunga karang seperti Geodia sp. yang memiliki perlindungan duri-duri silika yang padat.

c.   Peningkatan kualitas pesisir – Telur-telur penyu secara langsung maupun tidak langsung memperbaiki kualitas wilayah tempat bertelur. Telur-telur yang tidak menetas akan menambah konsterasi nutrient, terutama nitrogen, fosfor dan kalium. Nutrien-nutrien ini membantu pertumbuhan vegetasi dan dengan demikian juga meningkatkan stabilisasi daerah tersebut. Vegetasi yang tumbuh memberikan sumber makan bagi binatang-binatang herbivora, dan dengan demikian berpengaruh terhadap sebaran spesies. Telur-telur penyu juga merupakan sumber makanan bagi banyak predator, yang mendistribusikan Kembali nutrient lewat feses mereka.

2.      Keseimbangan jarring-jaring makanan

a.       kontrol populasi ubur-ubur – Penyu belimbing memangsa banyak ubur-ubur sebagai makanan utama mereka, dan 1 ekor penyu diketahui memakan hampir 200kg ubur-ubur setiap hari. Ubur-ubur adalah pemakan telur-telur dan larva ikan. Berkurangnya jumlah penyu akan menyebabkan ledakan populasi ubur-ubur dan mengurangi jumlah ikan di laut.

b.      Pemasokan makanan bagi ikan – Epibiont yang tumbuh pada karapas penyu merupakan sumber makanan bagi beberapa jenis ikan dan udang. Selain itu, penyu dan telurnya juga merupakan sumber makanan bagi banyak binatang lain di darat, di udara, dan di dalam laut.

3.      Sikluasi nutrient lebih baik.

Pada butir 1c di atas telah disebutkan peran penyu dalam siklus nutrient darat. Namun perbaikan siklus nutrient juga terjadi di dasar laut. Saat penyu tempayan mencari mangsaa di dasar laut, mereka menciptakan jejak di sedimen saat mereka menyapu pasir dengan sirip mereka untuk mengekspos mangsa. Perilaku ini mempengaruhi aerasi dan distribusi sedimen, dan juga keragaman spesies dan dinamika ekosistem dasar lalut.

4.      Pengadaan habitat

Pada butir 2b di atas telah disinggung mengenai epibiont. Penyu tempatan diketahui memiliki lebih dari 100 spesies epibiont pada karapas mereka. Selain itu, karapas penyu merupakan tempat tinggal yang lebih aman bagi epibiont dibandingkan substratum lain, dan memungkinkan sebarann spasial spesies-spesies epibiont yang sangat luas.

Ancaman Terhadap Populasi Penyu Laut

Ada banyak ancaman alami terhadap populasi penyu, sebagian besar merupakan ancaman dari predator mereka. Namun ancaman terbesar berasal dari manusia dan kegiatan-kegiatannya, termasuk pengambilan penyuu dan telur-telurnya untuk di konsumsi atau cinderamata, degradasi kualitas tempat bertelur, dan polusi. Dari kegiatan-kegiatan tersebut, pegambilan penyu dan telurnya untuk dikonsumsi merupakan ancaman terbesar.

Pengaruh sampah plastic, strofoam, dan sampah lain di laut terhadap penyu telah diketahui dan dipublikasi oleh banyak pakar. Sampah-sampah ini dimakan terhadap penyu yang mengira itu makanan, masuk ke dalam saluran pernafasan mereka, atau menjerat mereka hingga tenggelam.

Apakah Masyarakat Masih Peduli Dengan Kelestarian Penyu di laut?

Ada 2 kelompok masyarakat, yaitu pertama masyarakat yang masih tidak peduli dengan habitat penyu dan kedua masyarakaat yang masih peduli dengan penyu yaitu dengan melakukannya konservasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat melalui para mahasiswa & para penelitian di bidang perlindungan satwa yang terancam punah, seperti di Bintan Resorts masyarakat di sana melakukan survei di mulai pada tahun 2004 selama 2 tahun. Survei sepanjang 11 km dilakukan secara rutin. Saat survei dilakukan (sebagian besar oleh relawan), diperoleh pengetahuan bahwa lebih dari 90% teluur di ambil oleh masyarakat untuk dikonsumsi atau memperoleh pendapatan.

Pada tahun 2005, berbekal pengetahuan dari Nanyang Technological University dan National University Singapore, penangkaran penyu mulai dibangun. Pembelajaran juga diberikan kepada masyarakat setempat mengenai pentingnya menjaga populasi penyu dan lingkungan pesisir.

 

Bagaimana Tindakan Pemerintahan Dalam Menangani Kasus Ini?

Pemerintahan melakukan kegiatan Konservasi Penyu terhadap masyarakat. Konservasi merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat mencegah punahnya habitat penyu, mencegah adanya pemanfaatan penyu demi kepentingan komersial seperti penjualan telur penyu, daging, maupun cangkang dan dapat menjadi sarana berbagai ilmu atau edukasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya konsevasi penyu demi menjaga habitat penyu di Indonesia agar tidak punya.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan jenis Penyu Belimbing dilindungi berdasarkan SK Menteri Pertanian No.327/Kpts/Um/5/1987; Penyu Tempayan dan Lekang dilindungi berdasarkan SK Menteri Pertanian No.716/Kpts/Um/10/1980; Penyu Sisik dan Penyu Pipih dilindungi berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.882/Kpts-II/1992, dan Penyu Hijau yang termasuk kedalam 6 jenis penyu yang dilindungi berdasarkan PP No.7/1999 tentan pengawetan tumbuhan dan satwa.

 

REFERENCES

Ario. R., E. Wibowo., I. Praktikto., S. Fajar. 2016. Pelestarian Habitat Penyu Dari Ancaman Kepunahan Di Turtle Cinservation And Education Center (TCEC), Bali. Junral Kelautan Tropis. 19(1): 60-66

Samanya. R. 2015. Biologi Konservasi Penyu Laut. Jurnal Biologi: 1-10