Follow us

Inovasi Terkini : Sampah Plastik di Laut Jadikan Bahan Dasar Aspal



  Laut di Indonesia sungguh luas. Keadaan yang demikian membuat Indonesia sungguh kaya akan keanekaragaman hayati pun juga sumber daya energi yang dapat dimanfaatkan. Menurut BIG, laut Indonesia memiliki luas sekitar 6 juta lebih. Keadaan yang demikian juga mengakibatkan bahwa kondisi lingkungan perairan laut Indonesia sedikit tidak terkontrol.

    Pada zaman ini, permasalahan yang sangat memprihatinkan adalah sampah. Sampah laut adalah masalah yang kini sedang eksis dan sulit untuk dihadapi. Sampah laut yang menjadi fokus utama adalah sampah plastik, karena sampah plastik dikatakan hampir tidak dapat didegredasi.

    Permasalahan sampah yang ada di laut dari hari ke hari semakin tak terbendung. Volume sampah yang ada di laut, seiring berjalannya waktu, juga terus meningkat dengan cepat. Kondisi itu, menjadikan laut Indonesia sebagai kawasan perairan yang rawan dan menghadapi persoalan sangat serius. Persoalan yang dihadapi bukan hanya masalah fisik, melainkan juga bagi biota laut.

    Polusi laut akibat sampah plastik ini, kata Jose, tidak hanya berdampak buruk terhadap lingkungan, tapi juga merugikan dari sisi ekonomi karena pendapatan negara dari sektor kelautan juga menurun. Oleh itu, harus dicari solusi yang tegas untuk mengatasi persoalan sampah plastik yang ada di laut.


  Gambar 1. Ilustrasi Pembuatan Aspal dari Sampah Plastik

    Dalam waktu belakangan, beberapa organisasi yang bergerak dibidang kelestarian lingkungan menunjukkan beberapa kasus yang menggelikkan. Mulai dari kasus ikan paus yang mati dan setelah diotosi, ditemukan berkilo-kilo sampah plastik menumpuk diperutnya. Kemudian salah satu konferensi mahasiswa yang diadakan di Jepang juga membeberkan foto ikan yang mati akibat sampah plastic yang mengendap di dalam perut, dan yang paling memalukannya lagi, bahwa ikan itu ditangkap dari perairan Indonesia. Kemudian seorang penggiat lingkungan juga memublikasikan hasil jepretan kameranya yang menunjukan seekor penyu memakan plastic bening, karena mengira bahwa plastic itu adalah ubur-ubur yang menjadi makanannya.

   Memang Indonesia tidak bisa disalahkan secara utuh untuk permasalahan sampah plastik yang ada diperairan Indonesia, tetapi Indonesia bertanggung jawab secara utuh dalam menangani masalah sampah plastic yang saat ini sedang eksis diperairan Indonesia.

    Plastik-plastik yang terdapat pada perairan sesungguhnya bisa digunakan menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat. Salah satunya menjadi bahan campuran pada aspal, karena plastic memiliki sifat yang reologi dengan aspal, sehingga dapat dimodifikasi menjadi bahan campuran aspal. Aspal merupakan suatu material yang bersifat termoplastis, artinya dalam suhu ruangan akan berubah menjadi padat dan dalam suhu yang tinggi akan menjadi cair.


Gambar 2. Hubungan Angka Penetrasi Dengan Kadar Plastik
Sumber : Permana (2012)

    Gambar diatas menunjukkan angka penetrasi pada aspal dengan kadar plastic. Pada grafik diatas, dibandingkan dengan aspal murni, aspala yang dicampur dengan plastik memerlukan suhu yang lebih tinggi dalam penetrasiannya. Dengan arti aspal dengan campuran plastik memiliki suhu leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan aspal murni. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa aspal yang dengan campuran plastic memiliki ketahan yang lebih baik terhadapa paparan matahari, sehingga aspal dengan campuran plastic akan lebih awet dibandingkan dengan aspal murni. Penelitian Sukirman (2003) menjelaskan bahwa penambahan plastic dalam aspal akan menaikkan titik lembek aspal, yang artinya aspal akan tahan pada suhu tinggi hingga 120oC.

    Penambahan kadar plastic pada aspal sebenarnya telah diuji coba di Indonesia, tepatnya di Bali. Tetapi tindakan ini menuai pro dan kontra, karena penambahan kadar plastic akan mengakibatkan tanah yang ada disekililing jalan aspal akan menjadi beracun dan tidak baik bagi lingkungan. Tapi hal tersebut saat ini belum dibuktikan secara ilmiah, namun sebagai pembaca tentunya bebas untuk berasumsi dan memberikan pandangan mengenai hal ini.

References

  • Permana, R., & Aschuri, I. (2012). Studi Sifat-Sifat Reologi Aspal Yang Dimodifikasi Dengan Plastik.
  • Sukirman, S. (2003). Beton Aspal Campuran Panas. 15.