Follow us

Ingin Menjadi Penyelam (diver) atau Sekedar Menyelam ? Pahami Dulu Tips-Tips Berikut Ini.



       Sebagai negara tropis, Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Berbagai spesies tersebar di seluruh bentang Indonesia maupun di daratan ataupun di lautan. Laut sebagai wilayah yang memiliki tutupan lahan terbesar di Indonesia yaitu lebih dari 70% tentunya menjadi  penyimpan kekayaan alam terbesar,hal ini tentunya menjadi daya tarik manusia untuk berinteraksi dan menyaksikan langsung keindahan tersebut.

      Menyelam adalah salah satu cara para pelancong untuk menikmati keindahan hamparan luas lautan Indonesia maupun negara lainnya. Maka dari itu, belakangan ini  salah satu olahraga ekstrim ini sedang diminati oleh masyarakat yang menyukai akan tantangan. Bahkan para wistawan tak segan segan untuk mengeluarkan dana lebih banyak hanya untuk sekedar menyelam. Namun, sebelum melakukan penyelaman, ada baiknya para wisatawan memperhatikan beberapa hal yang berhubung dengan keselamatan dan keefektifan dari setiap penyelaman. Berikut adalah hal yang harus diperhatikan.

1.    Kemampuan mengontrol diri

     Bagi beberapa penyelaman profesional sudah mengantongi diving license atau izi selam yang dikeluarkan oleh salah satu badan yang mengeluarkan sertifikasi selam, pada saat melakukan pelatihan selam, para calon penyelam dibekali dengan beberapa pengetahuan dasar mengenai teknik penyelaman dan kemungkinan apa saja yang terjadi pada saat sedang didalam air.

      Namun bagaimana dengan orang yang baru pertama kali mencoba untuk menyelam? Tentu hal ini menjadi salah satu kendala. Tapi jangan takut. Dengan mengontrol diri, kendala sepeti hal di atas sedikitnya bisa teratas. Saat menyelam, hal yang paling sering terjadi adalah panik, contoh ketika para penyelam mulai turun ke kedalaman tertentu, tekanan akan terasa lebih besar (dikarenakan tekanan akan naik 1 atm per kedalaman 10 meter)  khususnya pada telinga hingga terkadang terasa sakit, hal ini yang membuat para penyelam panik dan ingin segera naik kepermukaan, dengan kontrol diri penyelam akan merasa lebih tenang yakinkan bahwa tekanan dalan tubuh bisa disesuaikan dengan tekanan lingkungan dengan cara popping atau ekualisasi.

       Cara melakukan popping adalah dengan menutup hidung dan meniupkannya hingga tekanan tidak begitu terasa khususnya pada bagian telinga. Setelah melakukan popping, kontrol nafas layaknya kita sedang melakukan aktivitas respirasi di daratan, namun bedanya menggunakan mulut bukan hidung. Jangan tahan nafas, karena hal tersebut dapat meningkatkan kandungan CO2 dalam tubuh yang berujung tidak sadarkan diri. Kemudian kontrol diri yang terakhir adalah tetap tenang, karena jika tidak akan mempengaruhi konsumsi udara yang dikeluarkan dari tabung cenderung akan lebih boros.

2.    Kenali alat selam    


       Alat  yang akan digunakan pada saat penyelaman terdiri dari alat dasar selam, yaitu fin (kaki katak), masker, dan snorkel, dan alat scuba, terdiri dari tabung selam, regulator, Bouyancy Compensator Device (BCD), Weightbelt (belt pemberat) baju selam,  dan alat pendukung lainnya bila diperlukan seperti pisau selam, dive computer, atau senter selam (digunakan sesuai kebutuhan). Kenali alat selam, dari segi cara pemakaian yang baik dan benar serta fungsi dan penggunaan dari masing masing alat. Hal ini perlu diperhatikan karena terkadang para penyelam terkendala oleh alat sendiri, hal tersebut mengganggu penyelaman bisa saja membahayakan diri sendiri.

3.    Kenali kondisi lingkungan perairan tempat menyelam    


     Indonesia memiliki karakteristik perairan yang berbeda beda, hal ini salah satu penyebabnya  karena dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik mengapit negara ini, sehingga kondisi perairan indonesia begitu beragam. Sebelum melakukan penyelaman, ada baiknya penyelam mengetahui kondisi perairan tempat yang akan dijadikan lokasi penyelaman, hal yang paling berpengaruh biasanya adalah arus, gelombang, dan kecerahan. Arus dan gelombang berhubungan keselamatan penyelam, biasanya kecepatan arus yang direkomendasikan untuk melakukan penyelaman adalah 0-15 m/s, sementara untuk gelombang disarankan tidak lebih dari 1 meter. Untuk kecerahan perairan dengan nilai diatas 80% sangat direkomendasikan, karena dengan ini visibilitas selama penyelaman akan sangat baik.

4.     Kenali biota berbahaya    


       Pada saat penyelaman, akan sangat tertarik jika mendekati langsung biota-biota laut yang sangant cantik. Namun, jangan langsung terpesona oleh kecantikan biota sehingga didekati atau dipegang. Ada beberapa biota berbahaya yang terklasifikasi sebagai berikut yaitu menggigit (seperti hiu, barakuda, belut muray), berbisa (ular laut), dan beracun (seperti ikan singa, bulu babi, gurita cincin biru), menyengat (karang api) bahkan ada beberapa juga yang bersifat menyerang tanpa didekati. Maka dari itu, alangkah lebih baiknya jika kita mengenal biota berbahaya minimal yang paling sering muncul di perairan lokasi penyelaman agar terhindar dari sesuatu yang tidak diinginkan.

5.      Don’t dive alone!

        Mungkin himbauan ini sudah tidak asing bagi para penyelam. Saat penyelama dikenal dengan buddy system. Buddy system  ini adalah salah satu istilah penyelaman dimana seorang penyelam pasti memliki buddy  atau kawan selama penyelaman yang bergerak bersamaan atau tidak berjauhan. Hal ini bertujuan untuk menjaga keselamatan penyelam juga. Seorang buddy harus mengenal alat dan karakteristik dari buddy-nya, sehingga jika terjadi sesuatu, seperti contohnya kebocoran tabung, seorang buddy bisa langsung sigap melakukan buddy breathing yaitu saling berbagi udara lewat satu tabung dan regulator.

        Jadi itulah hal yang harus diperhatikan para penyelam sebelum melakukan penyelaman. Faktor yang paling menonjol memang keselamatan dari sang penyelam, dan selebihnya adalah mengenai kenyamanan dari para penyelam. Hal tersebut akan menjadikan penyelaman menjadi lebih menyenangkan. Selamat menyelam, Buddy!