Follow us

Efek Oil Spill Terhadap Ekosistem Terumbu Karang



Oil Spill adalah kejadian pelepasan hidrokarbon cair ke lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan merupakan salah satu bentuk polusi. Oil spill sudah beberapa kali terjadi, yang paling terkenal diantaranya pada kasus meledaknya anjungan lepas pantai Deepwater Horizon di teluk meksiko pada tahun 2010. Kejadian terbaru di Indonesia tepatnya di perairan Balikpapan, dimana terjadi pergeseran pipa distribusi minyak mentah di dalam laut yang menyebabkan minyak di dalamnya keluar dan mencemari laut secara langsung. Kejadian oil spill tidak hanya merugikan secara materi, tetapi berakibat buruk juga bagi ekosistem di laut, salah satunya ekosistem terumbu karang.

Setiap harinya, tumpahan minyak yang berasal dari berbagai aktivitas manusia, baik itu dari buangan kapal, kegiatan penambangan minyak, ataupun dari hasil buangan kegiatan pengolahan minyak mentah yang kurang baik berakhir menjadi polusi di laut beserta mineral buangan hidrokarbon lain. Polusi ini dapat mengganggu ekosistem dan pertumbuhan normal dari organisme di dalamnya.


Dilansir dari nationalgeographic.com (28/06), selama satu dekade ini para ahli ekologi laut mecatat tumpahan minyak kronis di perairan lebih berbahaya di dibandingkan kejadian tumpahan minyak dalam skala yang lebih besar. Polusi minyak ini dapat menyebabkan tingkat kolonisasi karang yang rendah, mengurangi viabilitas koloni, merusak sistem reproduksi karang, mengurangi tingkat kelangsungan hidup larva karang, juga respon dan tingkah laku planula karang yang tidak normal. Beberapa studi menyatakan paparan kronis bahan bakar dan oli kapal menyebabkan hilangnya zooxanthellae, alga yang hidup di jaringan tubuh karang, sehingga menyebabkan kematian pada karang tersebut.

Bahaya oil spill ini tidak hanya berdampak secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung. Ketika proses pengumpulan oil spill dilakukan, sekitar 80% biasanya dibakar sebagai bahan bakar industri, melepaskan sebanyak 36 juta metrik ton CO2 ke atmosfer tiap tahunnya. Akumulasi CO2 di atmosfer akan menyebabkan terperangkapnya panas, sehingga suhu permukaan laut naik tiap tahunnya. Perubahan suhu sangat berdampak besar pada terumbu karang. Ketika suhu perairan naik, zooxanthellae melepaskan diri dari jaringan karang, sehingga proses pertukaran nutrisi tidak bisa terjadi dan karang akan mati. Kematian ekosistem terumbu akan berdampak terhadap berabgai biota yang hidup di dalamnya, terutama ikan-ikan ekonomis penting. Karang yang rusakn tidak akan lagi menjadi tempat hidup ikan-ikan tersebut. Produktivitasnya menurun sehingga akan berdampak terhadap ketidakseimbangan ekosistem dan juga kerugian untuk manusia itu sendiri, terutama dalam sektor perikanan tangkap.

Kegiatan pertambangan minyak memang menyebabkan pro dan kontra. Di satu sisi, manusia masih sangat bergantung terhadap bahan bakar minyak sumber energi, sehingga kegiatan-kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi masih sangat marak dilakukan, tentunya dengan resiko-resiko yang tiodak kecil bagi lingkungan. Alternatifnya, manusia harus sudah mulai bisa mencari sumber energi alternatif yang benar-benar ramah lingkungan, sehingga kejadian oil spill yang baru-baru ini terjadi kemungkinan kecil terjadi lagi di masa depan.