Efek Oil Spill Terhadap Ekosistem Terumbu Karang
- M Albar Ghiffar., S.Kel
- 12 Apr 2018
Oil Spill adalah
kejadian pelepasan hidrokarbon cair ke lingkungan yang disebabkan oleh
aktivitas manusia dan merupakan salah satu bentuk polusi. Oil spill sudah
beberapa kali terjadi, yang paling terkenal diantaranya pada kasus meledaknya
anjungan lepas pantai Deepwater Horizon di teluk meksiko pada tahun 2010. Kejadian
terbaru di Indonesia tepatnya di perairan Balikpapan, dimana terjadi pergeseran
pipa distribusi minyak mentah di dalam laut yang menyebabkan minyak di dalamnya
keluar dan mencemari laut secara langsung. Kejadian oil spill tidak hanya
merugikan secara materi, tetapi berakibat buruk juga bagi ekosistem di laut,
salah satunya ekosistem terumbu karang.
Setiap harinya, tumpahan minyak yang berasal dari berbagai aktivitas manusia, baik itu dari buangan kapal, kegiatan penambangan minyak, ataupun dari hasil buangan kegiatan pengolahan minyak mentah yang kurang baik berakhir menjadi polusi di laut beserta mineral buangan hidrokarbon lain. Polusi ini dapat mengganggu ekosistem dan pertumbuhan normal dari organisme di dalamnya.
Dilansir dari nationalgeographic.com
(28/06), selama satu dekade ini para ahli ekologi laut mecatat tumpahan minyak
kronis di perairan lebih berbahaya di dibandingkan kejadian tumpahan minyak
dalam skala yang lebih besar. Polusi minyak ini dapat menyebabkan tingkat
kolonisasi karang yang rendah, mengurangi viabilitas koloni, merusak sistem reproduksi
karang, mengurangi tingkat kelangsungan hidup larva karang, juga respon dan tingkah
laku planula karang yang tidak normal. Beberapa studi menyatakan paparan kronis
bahan bakar dan oli kapal menyebabkan hilangnya zooxanthellae, alga yang hidup
di jaringan tubuh karang, sehingga menyebabkan kematian pada karang tersebut.
Bahaya oil spill
ini tidak hanya berdampak secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung. Ketika
proses pengumpulan oil spill dilakukan, sekitar 80% biasanya dibakar sebagai
bahan bakar industri, melepaskan sebanyak 36 juta metrik ton CO2 ke atmosfer
tiap tahunnya. Akumulasi CO2 di atmosfer akan menyebabkan terperangkapnya panas,
sehingga suhu permukaan laut naik tiap tahunnya. Perubahan suhu sangat berdampak
besar pada terumbu karang. Ketika suhu perairan naik, zooxanthellae melepaskan diri
dari jaringan karang, sehingga proses pertukaran nutrisi tidak bisa terjadi dan
karang akan mati. Kematian ekosistem terumbu akan berdampak terhadap berabgai
biota yang hidup di dalamnya, terutama ikan-ikan ekonomis penting. Karang yang
rusakn tidak akan lagi menjadi tempat hidup ikan-ikan tersebut. Produktivitasnya
menurun sehingga akan berdampak terhadap ketidakseimbangan ekosistem dan juga
kerugian untuk manusia itu sendiri, terutama dalam sektor perikanan tangkap.
Kegiatan pertambangan
minyak memang menyebabkan pro dan kontra. Di satu sisi, manusia masih sangat bergantung
terhadap bahan bakar minyak sumber energi, sehingga kegiatan-kegiatan eksplorasi
dan eksploitasi minyak bumi masih sangat marak dilakukan, tentunya dengan
resiko-resiko yang tiodak kecil bagi lingkungan. Alternatifnya, manusia harus
sudah mulai bisa mencari sumber energi alternatif yang benar-benar ramah lingkungan,
sehingga kejadian oil spill yang baru-baru ini terjadi kemungkinan kecil
terjadi lagi di masa depan.